Witwisit Hirunwongkul Philippines FC

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

A Filipino fans forum for the Thai artist, Witwisit Hirunwongkul


4 posters

    More Love In Siam (Love of Siam Fan fic)

    avatar
    astaroth
    Member
    Member


    Number of posts : 6
    Age : 34
    Location : indonesia
    Registration date : 2010-05-03

    More Love In Siam (Love of Siam Fan fic) Empty More Love In Siam (Love of Siam Fan fic)

    Post by astaroth May 7th 2010, 9:54 pm

    ‘Ask your heart if you still trust in love’

    Mew’s room

    Langit di luar sudah gelap, tapi Mew tetap membiarkan jendela kamarnya terbuka, membiarkan angin malam masuk. Lampu kamar pun tidak dia nyalakan, menciptakan suasana yang tidak jauh berbeda dengan di luar. Di luar dingin, begitu pula dengan kamarnya. Di luar gelap, begitu pula dengan kamarnya. Dia senang seperti ini. Mew duduk di tepi tempat tidurnya. Matanya hampa menatap lantai. Walaupun saat itu badannya ada di kamar, tapi tidak dengan pikirannya. Pikirannya menerawang, jauh kembali ke malam natal tahun lalu.
    Flashback saat christmas eve tahun lalu...
    Mew dan personel August yang lain baru saja menyelesaikan konser pertama mereka di Siam Square. Aex berjalan di sampingnya, dari tadi dia berusaha menghibur Mew. Aex merasa ada yang salah dengan Mew malam ini, tapi ia tidak berani menanyakannya langsung pada Mew. Mew belum mengucapkan sepatah kata pun sejak personel August yang lain memutuskan untuk merayakan suksesnya konser perdana mereka dengan makan bersama. Mereka baru saja berjalan menuju parkiran mobil sebelum Mew mendengar seseorang memanggil namanya dari belakang.
    “Mew!”
    Mew berbalik dan langsung melihat orang yang memanggilnya. Dia merasa bersemangat lagi, karena ternyata yang memanggilnya adalah Tong. Mew lalu menghampiri Tong.
    “Hey Tong,” jawab Mew malu-malu.
    “The music was great,” Tong mengatakannya dengan senyum yang juga tak kalah indah dengan lagu Mew.
    Dipuji seperti itu membuat pipi Mew memerah.“Do you have anything to say after listening it?” Mew sangat berharap Tong mengatakan tiga kata itu.
    “Umm...,”Tong ragu-ragu,“I can’t be with you as your boy friend.”
    Sesaat Mew mengira ia salah mendengar apa yang dikatakan Tong barusan. Tong sudah menyempatkan untuk datang melihat konser Mew padahal Mew sudah menjauhi Tong selama beberapa minggu, lalu sekarang Tong menemuinya secara langsung untuk mengatakan ini? Mew tidak percaya.
    “But that doesn’t mean that I don’t love you,”lanjut Tongbegitu melihat ekspresi kekecewaan di wajah Mew.
    Mew tertawa kecil, teringat salah satu bait di lirik lagunya, if there is love, there is always hope. Tong masih mencintai Mew, itu artinya Mew masih punya harapan.
    “Thank you,” hanya itu yang bisa diucapkan Mew.
    Malam itu Tong memberi Mew bagian hidung yang hilang dari boneka kayu hadiah Tong untuk Mew saat mereka kecil dulu. Sekarang boneka itu akan utuh, begitu pula dengan hati Mew. Walaupun Tong bilang dia tidak bisa menjadi pacar Mew, Mew tidak akan pernah perlu untuk takut kehilangan orang yang dia cintai lagi. Malam itu dia sangat yakin.
    Mew mengerti keputusan Tong untuk seperti itu. Keluarga Tong sedang tertimpa masalah. Korn, ayah Tong, sedang menderita sakit parah karena depresi setelah kehilangan Tang, kakak Tong. Dan sudah sepantasnyalah Tong membantu ibunya menghadapi masalah itu bersama keluarganya. Mengutamakan cinta Mew dan Tong pada saat itu bukanlah solusi yang terbaik. Hanya saja...
    Beberapa bulansudah berlalu dan tidak pernah sekali pun Mew bertemu Tong lagi. Mew mulai ragu, banyak pertanyaan muncul dari hatinya. Apakah yang dikatakan Tong malam itu Cuma untuk menghibur dirinya saja? Kalau begitu, bagaimana perasaan Tong yang sebenarnya pada Mew? Bila dia Cuma menganggap Mew sebagai teman, lalu kenapa malam itu Tong mencium Mew? Banyak hal yang ingin Mew tanyakan langsung pada Tong. “It would be better if I can make my heart understand his reason as easy as my brain, woudn’t it?” tanya Mew masih dengan pandangan hampa pada boneka santa kayu yang ada di meja belajarnya.
    Kehidupan Mew sendiri banyak berubah setelah malam itu.Dia tidak lagi memerhatikan hari-hari. Hari demi hari terlewati begitu saja. Tidak ada yang spesial. Malah keadaan di sekolah sepertinya memburuk.Setiap usai kelas, dia langsung ke kafetaria tanpa menunggu teman-temannya yang lain. Berusaha menghindari tatapan orang-orang sebisa mungkin.Murid-murid di sekolahnya kini memilki pandangan lain padanya. Bukan pandangan bagus seperti Mew si vokalis August atau Mew yang pandai mengarang lagu-lagu cinta. Melainkan Mew yang gay dan Mew yang seperti perempuan. Mew tidak tahu siapa yang memulai, tapi jelas ada yang membocorkan rahasianya.
    Bib bip bip...
    Sms dari Aex:
    Hurry up will ya!
    Y u always late?
    You should look at Aod face...

    Mew menghela napas, setidaknya dia punya bandnya untuk mengalihkan perhatiannya dari Tong walau tidak sepenuhnya. Bukannya dia sudah tidak mencintai Tong, tapi setiap kali dia mengingat Tong, dadanya terasa sesak. Sehingga dia pun memutuskan untuk tidak terlalu sering memikirkan Tong. Dia perlu pengalih perhatian.
    avatar
    astaroth
    Member
    Member


    Number of posts : 6
    Age : 34
    Location : indonesia
    Registration date : 2010-05-03

    More Love In Siam (Love of Siam Fan fic) Empty Re: More Love In Siam (Love of Siam Fan fic)

    Post by astaroth May 7th 2010, 9:55 pm

    ’Sometimes love is not about the two persons.’

    Ying’s new room

    Ying sedang duduk di depan meja belajarnya, berusaha mengerjakan PR Matematika dari gurunya.
    Sudah lima hari sejak Ying memindahkan kamarnya ke bagian belakang rumah, bertukar kamar dengan kakaknya. Dia tidak kuat kalau setiap berada di kamar lamanya, matanya baik sengaja atau pun tidak, melihat ke seberang jendela kamarnya. Rasanya seperti melihat sesuatu yang tidak akan pernah bisa dia milliki, cuma bisa melihat dari jauh. Hanya bisa memperhatikan, tanpa bisa menyentuh. Padahal hal itu sudah ada di depan mata. Teralis jendela itu seperti memenjarakan dia, mencegah dia agar bisa dekat dengan Mew.
    Mew menarik perhatiannya sejak pertama kali Ying dan keluarganya pindah dari Cina ke rumah ini. Dari jendela kamarnya yang lama, walaupun sayup-sayup, Ying bisa mendengar dentingan piano Mew setiap kali Mew latihan atau membuat lagu baru. Lagu-lagu yang dibuat Mew awalnya begitu indah di telinga Ying, sebelum dia tahu kalau ternyata lagu-lagu yang dibuat Mew ditujukan untuk pria lain yang bernama Tong. Setiap kali dia ingat hal ini dadanya terasa sesak dipenuhi perasaan tidak rela kalau Mew lebih memilih pria itu daripada dirinya.
    Tahun lalu Ying banyak melakukan hal-hal gila dan tidak bisa diterima nalar hanya demi menarik perhatian Mew. Dia sering mengambil foto-foto Mew secara diam-diam dan menempelkannya di dinding kamarnya yang lama. Jumlahnya ratusan. Tidak ada satu pun ekspresi Mew yang pernah terlewat olehnya, sedih, marah, bosan, tertawa, jahil, puas, sakit. Dia hapal semua lekuk wajah Mew.
    Seakan itu belum cukup untuk memenuhi obsesi Ying, Ying juga pernah mengikuti saran-saran dari buku yang berjudul 101 Ways to get Your Dream Guy. Saran-saran seperti ‘masukkan rambut cowok yang kamu suka ke dalam teddy bear lalu berpuasa tidak makan daging selama tiga hari’ atau ‘balikkan sepatu cowok yang kamu suka, maka ia akan memberimu perhatian keesokan harinya’ sudah diikuti oleh Ying. Ying bahkan rela membeli 99 tangkai mawar lalu menghaluskan durinya satu per satu demi Mew.
    “Much I do for nothing...,” Ying berbicara pada dirinya sendiri.
    “Ying! Come downstairs will you! Uncle Sia Jiangwanted to see you!” teriak Yuen Qiu, ibunya Ying, dari bawah menyadarkan Ying dari lamunannya. Ketika dia melihat buku tugas matematikanya, yang ada disana cuma tulisan Mew, Mew, dan Mew. Puluhan bahkan ratusan Mew.
    Ying menghela napas, dia pasti menulisnya tanpa sadar. Dia masih belum bisa melepaskan Mew. “Yes mum, I’m coming.” Ying lalu bangkit dan merobek kertas itu lalu membuangnya ke tempat sampah.
    Sia Jiang adalah kakak Yuen Qiu. Dia dan keluarganya tinggal di pusat Pathumwan District. Di sana dia bekerja sebagai chief executive dari sebuah industri film dan musik.
    Ying sama sekali tidak ingat kalau pamannya akan datang. Bukannya mereka baru mau datang hari sabtu? Tunggu dulu! sekarang kan hari sabtu. Dia sekarang benar-benar sampai lupa waktu. Ying bingung ada urusan apa ketika ibunya memberi tahu kalau salah satu pamannya akan datang berkunjung minggu lalu.
    “Is that little Ying?” kata seorang pria yang tiba-tiba bangun dari duduknya ketika Ying masuk ke ruang tamu. Pria itu mengenakan setelan jas lengkap, dia memandang Ying dengan ekspresi kaget dan senyum lebar.
    “Sa wat dee,” kata dia.
    “Sa wat dee,”balas Ying.
    “Ying this is Uncle Sia Jiang,” kata Yuen, “you remember him, don’t you?”
    “Of course, why shouldn’t I? Hehe...”
    Ying lalu duduk di samping ibunya, “its been a long time.”
    “Sorry for that, I’ve been bussy with work,” Sia Jiang kembali duduk, “you are getting prettier like your mother, by the way.”
    Ying tersenyum, dalam hati ia paling tidak suka kalau ada orang yang bilang dia mirip ibunya. Menjadi mirip dengan ibunya adalah hal terakhir yang dia inginkan.
    “Ying, uncle Sia Jiang had just arive, he must be thirsty,” kata Yuen.
    “I’ll be right back uncle. My cofee is the best! Ying special!” Ying lalu bergegas ke dapur.
    “Thank you Ying. Sorry to bother you.”
    Dari dapur Ying bisa menguping pembicaraan ibu dan pamannya, itu lebih baik daripada kalau ia harus terlibat di dalamnya. Dia sebenarnya tidak pernah terlalu menyukai pamannya. Jadi kalau ada kesempatan menghindar, kenapa tidak?
    “Lets continue with our topics. About what you said in phone, why so sudden Sia Jiang? I mean are you sure its the best for him?” suara Yuen terdengar oleh Ying yang sedang ada di dapur.
    “I had no choice. I can’t take him to America.”
    Ying menuangkan beberapa sendok kopi bubuk kualitas terbaik yang disimpan ibunya untuk situasi-situasi khusus. Dia tidak mengerti apa yang ibu dan pamannya bicarakan.
    “You sound sure enough so I guess its settled then.”
    “Thank you Yuen. You’ve been always nice to me even tough I gave you nothing but trouble.”
    “Don’t say things like that! That are what family for, to help each other. He can share room with Guan. In time like this, family is the thing he will need.”
    Sebelah alis Ying terangkat, siapa yang akan mau berbagi kamar dengan kakaknya yang bau itu? Ying lalu menuangkan air panas dan mengaduk kopi untuk pamannya. Ketika dia berbalik untuk mengantarkan kopi, Ying baru sadar kalau dari tadi dia tidak sendirian di dapur.
    “Long time no see, Niece.” kata cowok yang sedari tadi duduk di kursi dapur, memerhatikan Ying membuat kopi.
    “Kao?”
    avatar
    astaroth
    Member
    Member


    Number of posts : 6
    Age : 34
    Location : indonesia
    Registration date : 2010-05-03

    More Love In Siam (Love of Siam Fan fic) Empty Re: More Love In Siam (Love of Siam Fan fic)

    Post by astaroth May 7th 2010, 9:56 pm

    ‘...there is no such thing as too much love.’

    Korn’s residence

    “In the name of the father and of the son and of the holy spirit. Amen,”Tong memimpin doa sebelum makan malam untuk keluarganya, “dear Lord, please bless us and the food we have. In the name of the father and of the son and of the holy spirit. Amen.”
    Dia melirik ke ayah dan ibunya, sekarang keluarganya sudah bisa makan malam bersama seperti dulu lagi. Ayahnya, Korn sudah tidak terbaring lemas di ruang tamu. Fungsi hatinya sudah membaik. Dia sudah mengikuti anjuran dokter, mengurangi minum-minum dan lebih banyak makan makanan padat. Dia juga sudah mulai bisa menerima kenyataan bahwa Tang sudah tidak bersama mereka lagi. Sekarang cuma tinggal mereka bertiga, Tong, Korn, dan Sunee. Ibu Tong, Sunee, sudah bisa menerima keadaan Tong yang menyukai sesama pria. Ia sudah tidak mempermasalahkan lagi seandainya Tong kembali pada Mew. Yang terpenting baginya sekarang adalah ia bisa melihat keluarganya bahagia lagi.
    “Tong please tell us about your school today,” kata Korn sambil menyendok nasi ke piringnya.
    “Just as usual, Dad. I have soccer match. A though match, but my team win the game,” jawab Tong bersemangat, “I’m very tired tough.”
    “Why you don’t want your Mother to pick you after school?”
    “Emm... I visited Siam Square, buy new CD of August,” menyebut nama August membuatnya teringat Mew. Tong langsung kehilangan semangat untuk mengobrol.
    Sunee yang menyadari perubahan ekspresi Tong tidak mengatakan apa-apa. Dan pembicaraan makan malam berhenti di situ.

    Tong sedang berbaring di kamarnya, dia berusaha memejamkan mata sambil mendengarkan My Room, single terbaru dari August. Banyak hal yang masih mengganggu di pikirannya. Setelah Sunee memberi Tong kebebasan untuk menentukan yang terbaik bagi dirinya sendiri pada malam natal tahun lalu, seharusnya tidak ada lagi yang menghalangi Tong untuk bertemu lagi dengan Mew. Tong tidak bisa memaksakan dirinya untuk menyukai perempuan. Dia pernah mencoba berpacaran dengan Donut, perempuan yang menerima Tong meski pun dia berkali-kali menyakiti Donut. Tapi kenyataannya Tong juga tidak bisa memilih Mew. Saat itu banyak hal yang perlu dipertimbangkan karena keluarganya sedang bermasalah. Maka saat itu ia memutuskan untuk tidak bertemu Mew lagi. Tapi sekarang setelah kondisi keluarganya membaik, tetap saja ada sesuatu pada dirinya yang memberatkannyauntuk bertemu lagi dengan Mew. Dan dia tidak tahu apa itu.
    Kaki Tong bergerak-gerak mengikuti musik. Lagu My Room tidak lagi bercerita tentang cinta seperti lagu-lagu August yang dulu. Tapi bercerita tentang seseorang yang sedang mendekorasi kamarnya atau begitulah yang Tong tangkap.Dulu Mew pernah membuatkannya lagu cinta yang ditujukan khusus untuk Tong. Dia jadi berpikir, kira-kira siapa sekarang yang menjadi inspirasi Mew menulis lagu ini?
    Flashback saat Tong dan Mew duduk berdua di halaman belakang rumah Tong.
    Malam itu akhirnya Tong mengerti bagaimana perasaan Mew yang sesungguhnya. Semuanya berawal saat mereka masih kacil. Tong yang melihat Mew sedang dijahili oleh anak-anak yang lebih besar, berusaha menolong. Tapi keadaan menjadi berbalik bagi Tong. Mata kirinya biru terkena pukul. Semenjak saat itu Tong ingin selalu ada di samping Mew, melindunginya. Lama kelamaan perasaan ingin melindungi itu berubah menjadi rasa sayang.Tong tidak pernah mengharapkan agar perasaannya terbalas.Dengan hanya Mew menganggapnya sebagai teman, itu sudah cukup buat Tong. Tapi malam itu semuanya menjadi jelas dituturkan lewat lagu yang berjudul Together.
    “That song. It’s so beautiful,” Tong memulai pembicaraan, “how did you write it?”
    “Without you in my life, there wouldn’t be such a song,” jawab Mew tanpa berani memandang langsung ke arah Tong.
    “After hearing it, do you have anything to say?” kini Mew memandang dengan harap pada Tong. Tong tahu apa yang Mew ingin Tong katakan, tapi tidak semua hal bisa diungkapkan lewat kata. Rasa cinta Tong pada Mew terlalu rumit untuk hanya diwakilkan oleh tiga kata yang klise.
    Tongmerangkul erat Mew, merasakan suhu tubuh mereka yang sama. Saat itu Tong memikirkan masa depan seperti apa yang mereka punya dengan hubungan seperti itu. Dia menyandarkan kepala Mew ke kepalanya, berharap bisa berbagi apa yang dia pikirkan saat itu. Jemari Tong bergerak dengan sendirinya membelai-belai rambut Mew. Rambutnya begitu halus. Jemari Tong lalu beralih ke tangan Mew, kulit Mew halus dan licin. Lebih cantik dari kulit perempuan manapun yang pernah Tong temui.Tapi semua kecantikan itu membuat Mew terlihat begitu rapuh.Mungkinkah Tuhan menciptakan Mew begitu rapuh agar bisa selalu Tong jaga? Mungkinkah mereka memang ditakdirkan bersama?
    “I can say this...,” kata Tong sambil menatap lekat ke mata Mew. Saat melihat pantulan dirinya di mata Mew,Tong tahu kalau Mew juga menyimpan perasaan yang sama pada dirinya.Sepertinya mereka memang ditakdirkan untuk bersama. Lalu Tong mencium Mew. Dan semua kekhawatirannya malam itu hilang. Ciuman itu sudah menjawabsemuanya.
    Tapi sekarang dia takut bagaimana kalau Mew tidak lagi menerima dirinya? Bagaimana kalau Mew tidak memaafkannya? Bagaimana kalau Mew sudah punya pacar? Semua kekhawatirannya berakhir dengan sms yang tidak pernah berani ia kirim.
    “Do you need me to take you to him?” tanya Sunee mengagetkan Tong. Rupanya dari tadi dia memerhatikan Tong melamun tanpa sepengetahuan Tong. Dia sudah tidak tahan dengan keadaan anaknya yang tiap hari menjadi semakin penyendiri.
    “Don’t push me Mum. I’m not just ready yet,” Tong lalu berbalik dan menutupi kepalanya dengan guling.
    avatar
    astaroth
    Member
    Member


    Number of posts : 6
    Age : 34
    Location : indonesia
    Registration date : 2010-05-03

    More Love In Siam (Love of Siam Fan fic) Empty Re: More Love In Siam (Love of Siam Fan fic)

    Post by astaroth May 7th 2010, 9:56 pm

    ‘How many time do you think you can love, in one’s life?’

    Siam Square, in front of Scala Theatre

    Donut lagi-lagi melirik jam di handphonenya. Sudah terlambat satu jam dari waktu yang ditentukan dan sudah lewat 15 menit dari jadwal tayang film yang akan dia dan pacar barunya tonton. Jemarinya lalu menelusuri daftar kontak di handphonenya.
    “Where are you? Why you didn’t pick my call earlier?”, tanyanya kesal begitu tersambung.
    “Five more minutes ok? I’ve some busines that can’t be wait to taken care of.” jawab orang itu. Ekspresi Donut langsung bertambah kesal.
    “You already said that half an hour ago!”
    “Please Donut, understand me. You are the one who ask me on date tonight even tough I already said I can’t. So please be patient.”
    Donut langsung memutus sambungan.
    Setelah menunggu lebih dari satu jam lagi, Donut akhirnya memutuskan untuk pulang. Donut berjalan dengan kepala tertunduk, yang dia butuhkan cuma perhatian yang lebih banyak, itu saja. Tapi tak pernah satu kali pun pacar-pacarnya mengerti itu. Pacar-pacar... ya dia berpacaran dengan beberapa pria sekaligus, itu karena dia ingin ketika salah satu pacarnya mengecewakan dia seperti ini, dia selalu punya rencana cadangan. Dia tetap meyakinkan dirinya bahwa dia bukan seorang playgirl, karena sekali pun dia berkencan dengan beberapa pria sekaligus, dia tidak pernah mempermainkan satu orang pun di antara mereka. Dia selalu menganggap serius setiap pacarnya. Hingga malam itu...
    Flasback saat Tong memutuskan Donut
    “Donut, I’m really sorry,” kata Tong sesaat setelah mereka melihat konser August di layar raksasa di tengah Siam Square, “I can’t go with you, Donut.”
    “But you said you would.”
    “I meant that we can’t see each other anymore. I’m really sorry.”
    Pertama Donut tidak bisa menerima kata-kata Tong barusan, tapi dia tetap mempertahankan citranya di depan pria-pria. Dia tidak mau terlihat lemah.
    “Why didn’t you tell me earlier, so i could date other people?” setelah itu Donut langsung melangkah pergi ke tempat pacarnya yang lain. Tapi ternyata orang itu juga mengecewakan Donut. Saat semua orang merasakan ramainya malam natal, Donut duduk sendiri di depan DJ Siam, tanpa sadar sebutir alir mata mengalir di pipinya.
    “Hey what’s the matter?” tanya seorang pria. Donut mengenalinya sebagai guitarist August Band.
    “A girl as pretty as you shouldn’t be alone and cry like that.”
    Ini pertama kalinya ada yang bilang Donut cantik. Tak butuh waktu lama untuk mereka berkenalan. Dua minggu kemudian mereka jadian. Sejak saat itu, Donut tidak lagi berpacaran dengan beberapa pria sekaligus. Malam itu Aex sudah mengisi hati Donut sepenuhnya.
    Tapi malam ini Aex mengecewakan Donut. Dengan kesal Donut menuju ke halte, tinggal beberapa toko lagi sebelum tiba-tiba hujan turun.
    “Sh*t” kata Donut karena malam ini dia tidak membawa payung. Dia terpaksa berteduh di bawah salah satu toko. Saat dia menengok ke etalase toko itu, dia baru sadar kalau ini toko DJ Siam. Toko musik tempat dia dan Aex pertama kali bertemu. Tanpa sadar matanya berkaca-kaca.
    “I think I’ve told you that girl that as pretty as you shuldn’t be crying like that.” kata Aex yang sekarang sudah ada di depannya.
    Donut tersenyum malu, pipinya memerah. “Where’d have you been? You meany!” Donut lalu mencubiti Aex.
    “Sorry, one of our member is getting depressed because of love. And i think you might end up being like him if you continue pinching me like this.” Aex lalu mengeluarkan payung lipat dari tasnya dan mengulurkan tangannya pada Donut, “Come on even tough its already to late for movies, but its not to late for dinner is it?”
    Senyum Donut mengembang dan dengan pasti dia lalu meraih tangan Aex.
    avatar
    astaroth
    Member
    Member


    Number of posts : 6
    Age : 34
    Location : indonesia
    Registration date : 2010-05-03

    More Love In Siam (Love of Siam Fan fic) Empty Re: More Love In Siam (Love of Siam Fan fic)

    Post by astaroth May 7th 2010, 10:00 pm

    i made a story of love of siam
    it takes place one year after that night
    but i made it in Indonesian
    and my english is not that good to make a story
    so at the moment, i just made the dialogue in english
    i've ask my friend to translate the story to full english
    but it still not finished yet
    D@shie
    D@shie
    Honorary Pchynatic
    Honorary Pchynatic


    Number of posts : 8586
    Age : 37
    Location : Δωδεκάθεον
    Registration date : 2009-01-01

    More Love In Siam (Love of Siam Fan fic) Empty Re: More Love In Siam (Love of Siam Fan fic)

    Post by D@shie May 8th 2010, 5:48 am


    Awww.... I do hope you can fully translate the story. I will be anxiously waiting. More Love In Siam (Love of Siam Fan fic) Icon_smile
    99thornlessredroses
    99thornlessredroses
    Honorary Pchynatic
    Honorary Pchynatic


    Number of posts : 5010
    Age : 31
    Location : Los Baños, Laguna
    Registration date : 2010-01-17

    More Love In Siam (Love of Siam Fan fic) Empty Re: More Love In Siam (Love of Siam Fan fic)

    Post by 99thornlessredroses May 9th 2010, 12:50 am

    i'll wait for it too! XD
    D@shie
    D@shie
    Honorary Pchynatic
    Honorary Pchynatic


    Number of posts : 8586
    Age : 37
    Location : Δωδεκάθεον
    Registration date : 2009-01-01

    More Love In Siam (Love of Siam Fan fic) Empty Re: More Love In Siam (Love of Siam Fan fic)

    Post by D@shie May 12th 2010, 1:21 pm


    To 99thornlessroses... Copy cat More Love In Siam (Love of Siam Fan fic) Suspect
    99thornlessredroses
    99thornlessredroses
    Honorary Pchynatic
    Honorary Pchynatic


    Number of posts : 5010
    Age : 31
    Location : Los Baños, Laguna
    Registration date : 2010-01-17

    More Love In Siam (Love of Siam Fan fic) Empty Re: More Love In Siam (Love of Siam Fan fic)

    Post by 99thornlessredroses May 12th 2010, 6:03 pm

    D@shie wrote:

    To 99thornlessroses... Copy cat More Love In Siam (Love of Siam Fan fic) Suspect

    it makes sense since you're my mommy! ü
    D@shie
    D@shie
    Honorary Pchynatic
    Honorary Pchynatic


    Number of posts : 8586
    Age : 37
    Location : Δωδεκάθεον
    Registration date : 2009-01-01

    More Love In Siam (Love of Siam Fan fic) Empty Re: More Love In Siam (Love of Siam Fan fic)

    Post by D@shie May 13th 2010, 12:01 am

    99thornlessredroses wrote:
    D@shie wrote:

    To 99thornlessroses... Copy cat More Love In Siam (Love of Siam Fan fic) Suspect


    it makes sense since you're my mommy! ü


    Yeah right... More Love In Siam (Love of Siam Fan fic) Icon_rolleyes
    ewin
    ewin
    Pchy's Fan
    Pchy's Fan


    Number of posts : 62
    Age : 36
    Location : Tondo, Manila O.o
    Registration date : 2009-11-15

    More Love In Siam (Love of Siam Fan fic) Empty Re: More Love In Siam (Love of Siam Fan fic)

    Post by ewin May 14th 2010, 10:54 am

    Omg Im back!

    Offtopic: @DASHIE gurl ung pic mo! KAloka!!!

    Sponsored content


    More Love In Siam (Love of Siam Fan fic) Empty Re: More Love In Siam (Love of Siam Fan fic)

    Post by Sponsored content


      Current date/time is April 27th 2024, 12:44 am